Thursday, May 3, 2012

Memutus Penularan HIV/AIDS Dari Ibu Ke Anak

Memutus Penularan HIV/AIDS Dari Ibu Ke Anak.
INDONESIA menjadi negara dengan penularan HIV/AIDS tercepat di Asia Tenggara. Sebanyak 26.400 orang mengidap AIDS dan lebih dari 66.600 orang telah terinfeksi HIV positif. Jawa Barat merupakan propinsi di Indonesia dengan kasus HIV/AIDS tertinggi kedua setelah DKI Jakarta dan Jawa 'Fmur yaitu sebesar 3,728.
Menurut data dari 1989 hingga September 2011 tercatat sebanyak 3.925 kasus AIDS dan 2.354 kasus HIV di Jawa Barat dan diantaranya sebanyak 934 kasus AIDS dan 614 kasus HIV adalah perempuan yang juga merupakan calon ibu. Berdasarkan data kasus kumulatif Provinsi Jawa Barat per Marat 2011, angka penularan HIV/AIDS dari ibu ke anak sebesar 3,47 persen. Ini artinya anak berada dalam posisi yang rentan tertular HIV/AIDS dari orangtua. Penularan bisa terjadi melalui persalinan, menyusui dan media lain seperti transfusi darah.
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat Dr. Hj. Alma Luchyati, M.Kes, MH.Kes mendesak pemerintah bergerak cepat untuk melakukan intervensi agar upaya AIDS Dari lbu ke Anak pencegahan dan pengobatan pasien HIV/AIDS pada perempuan dan anakanak lebih optimal.
Untuk itu, salah satu prbdusen susu di Indonesia bekerjasama dengan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN), Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) dan Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat serta dukungan dari World Health Organization (WHO) memperluas penyediaan akses layanan pencegahan penularan HIV/AIDS dari ibu ke anak atau Prevention Mother To Child Transmission (PMTCT) ke lima kabupaten/kota di Jawa Barat, yaitu Kota Cirebon, Kabu paten Cirebon, Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Tasikmalaya serta melanjutkan dukungan di Kota Bandung.
PMTCT rnerupakan program pencegahan penularan virus HIV dari ibu kepada anak. Ada dua cara penularan utama, yakni semasa kandungan melalui darah ibu kepada janin yang dikandungnya dan setelah bayi lahir yakni melalui air susu ibu.Dengan demikian upaya pencegahan dititikberatkan dengan memutus rantai penularan pada dua hal tersebut.
Menurut Corporate Communication Manager salah satu produsen susu di Indonesia, Anton Susanto, program PMTCT ini menitik beratkan pada tindakan pencegahan, yakni antara lain layanan konseling dan tes HIV sukarela kepada ibu hamil dengan HIV/AIDS mengenai risiko dan bahaya penularan HIV/AIDS kepada bayi. Pemberian obat antiretroviral selama masa hamil dan menyusui. Persalinan sectio caesarea. Edukasi atau penyeluhan risiko transmisi atau penularan infeksi HIV ibu ke bayi melalui ASI kepada ibu dengan HIV/AIDS serta konseling cara pemberian asupan gizi atau susu yang tepat dan pemantauan atau pemeriksaan kesehatan dan tumbuh kembang anak secara berkala. Untuk memperluas pencegahan penularan HIV dilakukan juga deteksi dini pada semua lini pelayanan kesehatan, seperti skrining HIV bagi semua ibu hamil dan deteksi pasangan. Klinik Teratai RSUP Dr. Hasan Sadikin bandung, sejak tahun 2007 telah dila kukan kegiatan active case finding, Provider Initiated Tesiting and Counselling (PITC) dan skrining kelompok rentan dengan hasil yang cukup signifikan untuk mencegah penularan dari pasangan
yang pada akhirnya penularan kepada anak.
Dr. Nirmala Kesumah, MHA, Manager dan Konselor Klinik Teratai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mengatakan,” Tanpa adanya intervensi apapun, sekitar 15-30 persen ibu yang terinfeksi HIV menularkan infeksi HIV selama masa kehamilan dan pada saat proses persalinan. Bahkan pemberian air susu ibu juga meningkatkan risiko penularan HIV/AIDS dari ibu ke anak sekitar 10-15 persen. Namun dengan intervensi PMTCT risiko penularan turun menjadi dua persemimbuhnya.

No comments:

Post a Comment