Wednesday, February 27, 2013

BATU GINJAL, KARENA KURANG MINUM AIR?


Kesehatan
BATU GINJAL, KARENA KURANG MINUM AIR?

Jumlah penderita batu ginjal di dunia diperkirakan sekitar 10 % - 15 %. Namun, di Negara beriklim panas seperti Arab, atau yang beriklim tropis seperti di Indonesia, bisa mencapai 20%. Maka itu, sangat  mungkin bila orang Indonesia lebih banyak menderita batu ginjal dibanding orang Eropa.

Iklim tropis yang panas membuat  manusia lebih banyak memproduksi keringat, pada musim kemarau/panas. Pada saat itu sinar matahari melimpah. Sinar matahari yang mengandung vitamin D membantu meningkatkan penyerapan kalsium. Inilah yang memicu terjadinya batu ginjal.

          “Di wilayah khatulistiwa, angka kejadian  terkena batu ginjal lebih tinggi karena orang lebih banyak berkeringat dan menterap kalsium tinggi. Kondisi ini di perparah dengan kurangnya air minum,” kata dr. Ponco Birowo, SpU,PhD, di acara konferensi pers.Penatalaksanaan batu ginjal tanduk rusa dengan luka operasi minimal di RS ASRI Jakarta.

Faktor penyebab pembentukan batu ginjal bervariasi. Salah satu penyebabnya adalah karena asupan kalsium yang tinggi, namun dipengaruhi oleh penyerapan, selain faktor usia, ras, pekerjaan, letak geografis, body mass index, dan musim.

          Pekerjaan yang mengeluarkan keringat(bekerja di lapangan)  lebih memungkinkan seseorang menderita batu ginjal. Berbeda dengan mereka yang tak banyak mengeluarkan keringat. Bekerja di suhu yang panas, atau berada di tempat yang panas membuat kita rentan terkena batu ginjal.

          “Kualitas air yang diminum juga berpengaruh. Kalau air tanah yang diminum mengandung kalsium tinggi. Sebaiknya penderita batu ginjal menghindari minum air dan menggantinya dengan air mineral,” saran dr.Ponco.


TANPA GEJALA?
          Seringkali penderita batu ginjal tak merasakan gejala apa”, karena batu pada ginjal lebih dari satu cabang di ginjal, kecuali pegal yang sering kali tak dianggap. “Selain itu orang  Indonesia lebih tahan sakit. Rasa sakit tak tertahankan baru timbul bila terjadi penyumbatan”, kata dr. Ponco.
          Bila muncul gejala segera ke dokter, melakukan pemeriksaan, berupa tes darah laboratorium, USG, rontgent, Computerized Axial Tomography (CT) Scan. Jika gejalan tak terasa, lakukan pemeriksaan kesehatan menyelutuh.
          Bagi penderita yang pernah mengalami batu ginjal, harus tetap rajin check up. Batu di saluran kemih bisa timbul kembali, walau pernah di lakukan pengangkatan. Dalam setahun ada 10%  penderita yang mengalami kembali kekambuhan di saluran kemih.

No comments:

Post a Comment