Monday, April 2, 2012

Kemoterapi

Bebas Problema Kulit Selama Kemoterapi.
Pada pasien kanker dengan jenis stadium tertentu akan menjalani salah satu proses pengobatan yaitu kemoterapi. Namun sayangnya kemoterapi yang harus dijalankan rnenirnbulkan dampak buruk bagi pasiennya. Masalah yang paling sering muncul adalah rambut rontok hingga sampai terjadi kebotakan. Satu hal lain yang tak kaiah mengganggu lainnya adalah kulit menjadi kering.

Menurut Dr. Endi Novianto, SpKK, Staf Pengajar Departemen Kulit dan Kelamin FKUI, efek kemoterapi yang paling utama adalah kulit menjadi kering atau dry skin. Derajat kekeringan kulit dapat bervariasi mulai dari yang ringan seperti bersisik halus, sampai yang berat seperti kulit yang terlihat pecah—pecah, mengelupas dan dan terasa nyeri.
Namun Dr. Endi menegaskan bahwa kulit kering ini tidak hanya dipengaruhi akibat obat kemoterapi saja. Faktor yang juga tak kalah berpengaruh adalah faktor lingkungan yang rendah kelembabannya, pemakaian sabun antiseptik, mandi dengan air panas, ruangan ber-AC dan kurangnya asupan cairan.
Pada penderita kanker yang menjalani kemoterapi, kulit kering terjadi akibat obat kemoterapi yang bersitat sitostatik yaitu dapat menghambat pembelahan sel. Sedangkan pembelahan sel sangat diperlukan untuk menganti selsel yang rusak, dan sel yang rusak tersebut pun perlu diganti oleh sel baru agar bisa mempertahankan fungsi kulit sehingga kelembaban kulitdalarnjumlah yang cukupdapat dipertahankan.
Kembali Sediakala
Pada pasien kanker yang harus menjalani  maka efek kemoterapi tidak bisa dihindarkan. Namun untuk kulit kering akibat kemoterapi, menurut Dr. Endi bisa kembali seperti sediakala. Bagaimana bisa?
Dikarenakan obat kemoterapi yang diberikan pada pasien kanker dapat rnenghambat pertumbuhan sel yang aktif membelah, maka ketika obat tersebut dihentikan, secara berangsur-angsur sel-sel tersebut akan seperti sebelumnya. 
Efek yang tenjadi akibat obat kemoterapi tidak dapat dicegah baikdenp obat-obatan ataupun makanan tertentu.Namun yang dapat dilakukan adalah meminimalkan efek samping kemoterapi dengan cara menggunakan pelembab, rninum cairan yang cukup, makan makanan bergizi, hindari lingkungan yang kering seperti ruangan ber-AC, tidak mandi dengan air panas dan sabun antiseptik.

Dr. Endi menjelaskan, dalam penggunaan pelembab, periu diperhatikan pemilihan jenis pelembab yang digunakan berdasarkan keadaan kulit dan kelembaban lingkungan sekitarnya. Apabila kekeringan kulit masih ringan, kadar air pada kulit dan kelembaban udara tidak terlalu rendah, maka pelembab yang dipilih berjenis humektan, contohnya krim urea 10% serarnid dan propilen glikol. Namun bila kekeringdn kulit berat dengan keadaan kulit yang mengelupas, pecah-pecah serta kelembaban udara di sekitarnya rendah, maka pilih pelembab yang bersifat oklusif.
Cara penggunaan pelembab pun penting untuk diperhatikan. Penggunaan yang benar adalah harus dipakai dalam waktu 5 menit setelah mandi.Karena diharapkan air yang menempel pada kulit setelah mandi rnasih dapat diserap untuk meningkatkan kelembaban kulit.

No comments:

Post a Comment