Saturday, April 7, 2012

Menghadang Alergi Pada Anak

Meski jarang berdampak bahaya tapi penyakit alergi yang diderita anak bisa menghambat tumbuh kembangnya.

ALERGI pada anak merupakan reaksi kekebalan tubuh yang menyimpang atau berubah dari normal yang dapat menimbulkan gejala yang merugikan tubuh, mulai dari gangguan pernapasan, kulit, hingga mata. Alergi pada anak jangan dianggap enteng karena dapat berisiko terhadap tumbuh kembang anak, bahkan bisa berlanjut hingga beranjak dewasa bila tidak ditangani dengan baik.
Alergi tidaklah menular namun bisa diturunkan dari orangtua. Jika orangtua punya riwayat alergi, kemungkinan si kecil juga alergi sekitar 70 persen. Tapi jika salah satu orang tua saja yang alergi, kemungkinannya cuma 30 persen. "Jadi, alergi pada bayi hanya timbul bila ia punya bakat alergi, yaitu keadaan dimana seseorang gampang membuat lgE atau immunoglobulin E,"terang Dr. Zakiudin Munasir, SpA (K), Konsultan Alergi dan lmunologi dari Sub Bagian Alergi lmunologi Bag.llmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM.

Pada bayi atopi (alergi), terangnya lebih Ianjut, lgE yang diproduksinya banyak atau dalam kadar tinggi. Sedangkan bayi bukan atopi, kadar lgE-nya normal. lgE adalah daya pertahanan tubuh yang melekat pada salah satu sel, yaitu sel mast. Nah, alergi terjadi lantaran alergen (faktor penyebab alergi) menempel pada lgE yang banyak dibentuk, hingga sel mast jadi pecah dan mengeluarkan mediator atau satunya histamin. Histamin inilah yang menyebabkan munculnya gejala-gejala alergi.
“Tentunya, selain bakat alergi diturunkan juga selalu ada faktor lingkungan," lanjut. Adapun faktor penyebabnya, yaitu 1) makanan, seperti susu, telur, dan kacangkacangan; 2) bahan-bahan hirupan, seperti debu rumah dan tungau debu yang berasal dari karpet atau boneka-boneka berbulu. Namun pada bayi, alergennya lebih karena faktor makanan. Sedangkan bahan-bahan hirupan lebih kerap jadi pemicu alergi pada anak usia sekitar2-3 tahun.
Ditambahkan bahwa untuk mengetahui penyebab hingga menjadi alergi tidak selalu mudah. Untuk memastikannya akan di|akukan beberapa tes. Ada tiga jenis pemeriksaan yang bisa dijalani, terutama untuk memperdalam kasus alergi, terutama yang diakibatkan faktor Iingkungan. Pertama yaitu tes tusuk kulit (skin prick test). Pada pemeriksaan ini kulit akan diberi alat khusus yang bernama point.Alat ini diletakkan di atas kulit dengan cara agak ditekan-tekan. Point sendiri berupa bahan-bahan alami,misalnya berbagai jenis makanan, bahkan tepung sari.Waktu yang digunakan sepat, hanya 15 menit.
Jenis tes Iainnya adalah tes tempel (patch test). Bila dokter menduga kelainan kulit yang ada diakibatkan kontak dengan bahan kimia, maka satu-satunya cara untuk membuktikannya yakni dengan tes tempel ini. Alergi sejenis ini disebut dermatitis kontak alergi. Patch test dilakukan dengan menempatkan bahan-bahan kimia dalam tempat khusus (finn chamber) Ialu ditempelkan pada punggung pasien. Waktu yang digunakan sekitar 48 jam dan selama pemeriksaan pasien dianjurkan untuk tidak melakukan kegiatan jasmani atau bekerja keras. Jenis tes yang terakhir adalah tes darah. Pada kasus alergi umumnya terdapat jenis antibodi lgE yang meningkat. Contohnya, orang yang alergi terhadap susu, akan menunjukkan adanya peningkatan lgE terhadap susu. Harapannya bila telah ditemukan penyebabnya, cara mengatasinya cukup dengan menghindari pencetus tadi. Namun kadang tidak segampang itu. Karenanya perlu diadakan uji darah dengan dibarengi diit alergi.

Alergi dalan bentuk apapun sebaiknya tidak disepelekan begitu saja. Bila dibiarkan akan berkembang Iebih parah dan terbawa hingga dewasa. Bahkan alergi bisa berakhir petaka bila muncul reaksi alergi berat yang menyebar ke seluruh tubuh dan menimbulkan syok dengan penurunan tekanan darah tiba-tiba dan penyempitan saluran napas atau yang disebut syok anafilaksis. 
Semua gejala alergi tak bersifat menetap tapi hilang-timbul. Karena itu, alergi tak akan hilang. Pengobatan dilakukan dengan menghindarkan alergennya. Itulah perlunya kita tahu faktor penyebab alergi pada si kecil. Bila gejalanya tak jua hilang kendati alergennya sudah dihindarkannya, harus ditekan dengan obat. Misal, si kecil sering bersin dan hidungnya mampet, biasanya diberikan obat minum antihistamin.Obat ini bekerja berlawanan arah dengan histamin yang menyebabkan timbul gejala alergi. Bila berupa asma diberikan obat-obatan untuk asma. Dan untuk dermatitis atopik juga dengan obat-obatan untuk mengatasi dermatitisnya.
Dr. Zaki menyarankan orangtua untuk memahami jenis-jenis penyakit alergi pada anak termasuk mencermati pencetus alergi anak. Berikut beberapa penyakit alergi pada anak:

ALERGI MAKANAN.
Alergi makanan merupakan salah satu masalah Alergi pada anak yang sangat penting. Alergi makanan merupakan masalah yang kerap terjadi pada bayi dan anak-anak. Alergi makanan biasanya muncul pada saat bayi berusia 1-2 tahun, dan umumnya akan menurun pada saat anak berusia 5 tahun karena perkembangan sistem imun dan saluran cerna yang sudah baik. Beberapa anak memang Memiliki alergi karena adanya riwayat alergi daiam keluarga seperti adanya riwayat asma, eksim, atau rhinitis alergi. 
Beberapa makanan yang sering menyebabkan alergi makanan pada anak-anak adalah susu sapi dan produknya, gandum, kacang-kacangan, dan putih telur., misal pada bayi yang mernpunyai bakat alergi. Kadang-kadang seafood seperti ikan, udang, atau lobster juga dapat menyebabkan alergi makanan tetapi kejadiannya lebih jarang. Pada umumnya (sekitar 80-90 alergi makanan pada anak akan menghilang dengan sendirinya pada saat anak menginjak usia 5 tahun ke atas.

Tanda & Gejala Anak Alergi makanan:
Ada beberapa tanda dan gejala yang muncul apabila anak alergi terhadap makanan tertentu. Tanda dan gejala tersebut dibagi dua yaitu tanda dan gejala pada saluran pencernaan dan tanda dan gejala pada ku|it.Tanda dan gejala tersebut timbul setelah anak memakan makanan tertentu.
  • Tanda dan gejala pada saluran pencernaan: diare, muntah, mual, sakit perut, anak terlihat pucat, kehilangan atau penurunan kesadaran
  • Tanda dan gejala pada kulit: muncul kemerahan di kulit tubuh seperti gigitan nyamuk,gata|-gatal pada kulit, wajah yang bengkak, telinga berair, hidung meler, mata berair, kesulitan bernapas, kesulitan tidur
Cara Mengetahui Alergi Makanan?Ini merupakan masalah yang cukup sulit. Ada beberapa cara yang dapat orangtua coba lakukan, yaitu: 
  1. Cara pertama adalah dengan mencoba (trial and error). Coba perhatikan diet makanan pada anak apakah mengandung makanan yang sering menimbulkan aiergi seperti kacang-kacangan, susu, produk susu,atau putih telur. Bila setelah memakan makananmakanan tersebut muncul gejala alergi, artinya mungkin anak alergi terhadap makanan tersebut. Bila konsumsi makanan yang dicurigai tersebut dihentikan, gejala juga akan hilang. 
  2. Cara kedua adalah dengan melakukan tes alergi. Bawalah anak ke dokter atau laboratorium untuk menjalankan tes alergi.
Sebenarnya, tutur Dr. Zaki Iebih lanjut, semua makanan bisa menimbulkan gejala alergi. Telur, rnisal, “sebaiknya diberikan saat bayi usia sekitar 1 tahun." Baru di usia menjelang 2 tahun, sebagairnana susu sapi, kebanyakan anak juga sudah toleran terhadap telur. Akan halnya buah-buahan dan sayuran, umumnya jarang menimbulkan alergi tapi bukan berarti tak ada. "Mungkin hanya beberapa bayi yang mengalaminya, seperti ada yang diberikan jus tomat lalu muncul gejala alergi sekitar mulut tampak merah dan gatal. Ini yang disebut kontak dermatitis; terjadi karena begitu diberikan tomat, langsung bayi mengeluarkan histamin."
Sarannya,sebaiknya pernberian makanan pada bayi dilakukan satu per satu. Misal, di usia 7 bulan beri bubur dengan sayuran dulu selarna 2 minggu. Bila tak tampak gejala alergi karena sayuran, berikutnya campurkan daging, hati, atau Iainnya, lalu lihat reaksinya. Dengan demikian, bila ada alergi akan ketahuan bahan makanan apa saja yang jadi penyebab atau alergennya. Nah, bahan makanan itulah yang harus dihindarkan.

Buat ibu menyusui, Dr. Zaki mengingatkan agar memperhatikan konsumsi makanannya. Soalnya, bisa saja bayi alergi terhadap makanan yang dikonsumsi ibunya, hingga setelah menyusui timbul reaksi alergi. Jangan lupa, apa yang dimakan ibu, semuanya keluar di ASI Misal, ibu makan seafood atau minum susu sapi. "Mungkin bagi ibu tak apa-apa, namun bayinya enggak tahan. Jadi, bila tahu bayinya alergi, ya, ibu harus menghindarkan makanan yang dicurigai sebagai alergennya.

BIDURAN 
Urtikaria (biduran merupakan suatu kelainan alergi pada kulit yang berbentuk bentol berwarna merah disertai rasa gatal dengan ukuran diameter yang bervariasi dan 2 milimeter sampai beberapa sentimeter. Urtikaria ini dapat tersebar pada berbagai tempat di kuiit. Urtikaria akut ini juga dapat terjadi pada orang sehat akibat infeksi virus parasit atau tanpa sebab yang jelas.
Pada penderita alergi, urtikaria akut dapat terjadi akibat reaksi alergi terhadap obat - obat tertentu, bahan - bahan alergen seperti makanan, debu, tungau debu rumah, atau gigitan serangga. Bisa juga makanan tertentu seperti kacang,te|ur, udang,kerang, ikan, gandum,atau tomat.SeIain oleh karena alergi, urtikaria juga dapat disebabkan oleh suhu yang dingin, panas,tekanan, goresan dan lain-lain.
Gejala urtikaria ini dapat terjadi segera atau beberapa hari setelah kontak dengan bahan penyebab. Biduran umumnya tidak berbahaya. Orangtua dapat mencoba merawatnya di rumah. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan bila anak terkena biduran,yaitu; 1) Cobalah untukmencari penyebabnya dan menghindari-nya. 2) Berikan kompres hangat pada anak dengan mengguankan handuk untuk mengurangi gatainya. 3) Berikan obat anti alergi. 4) Konsultasikan dengan dokter apabila orangtua tidak yakin harus memberikan obat anti alergi apa untuk anaknya. 
Terkadang, meski jarang, biduran dapat menjadi berbahaya apabila terjadi reaksi alergi yang hebat di dalam tubuh yang disebut dengan anafilaksis. Anafilaksis diobati dengan pernberian obat-obat syok seperti epinefrin dan antihistamin dan bila perlu diberi cairan melalui infuse. Kemudian diakukan pemantauan terhadap kestabilan anak.

KONJUNGTIVITAS ALERGIKA
.
Konjungtivitas alergika adalah suatu bentuk kelainan alergi pada ata yang mengenai kedua mata dan terjadi berulang. Gejala penyakit ini berupa gatal kemerahan, banyak keluar air mata dan penglihatan silau. Kadang~ kadang penderita merasa ada sesuatu yang mengganjal pada mata. Kelainan ini sering mengenai anak usia 5 sampai 10 tahur, terutarna pada anak laki - laki. Mengenai pengobatan alergi pada mata, untuk menghilangkan gejala yang berat biasanya diberikan obat tetes mata golongan steroid dosis rendah. Untuk jangka panjang diberikan pengobatan tetes mata yang mengandung natrium kronoglikat.

RHINITIS ALERGIKA.

Rhinitis alergi bukan merupakan penyakit yang berbahaya, tetapi dapat sangat membantu. Rhinitis Alergi adalah suatu penyakit radang pada hidung karena hipersensitif terhadap suatu allergen tertentu. Rhinitis alergi berkaitan erat dengan asma dan eksim. Semua hal tersebut merupakan penyakit alergi. Rhinitis tirnbul bila ada faktor-fakto pemicu dengan alergen. Biasa nya serbuk sari bunga, bulu binatang peliharaan, debu, tengau debu rumah, hingga makanan. Alergi Iain dapat beruba asap rokok atau asap kendaraan bermotor.
Sekitar 57% penderita_ rhinitis alergika mempunyai riwayat alergi dalam keluarganya. Rhinitis alergika yang timbul pada masa anak biasanya menetap sampai usia dewasa dan akan berkurang pada usia lanjut. Sekitar 15 - 25 % penderita akan sembuh spontan setelah 5 — 7 tahun.

Tanda dan gejalanya sangat bervariasi. Tidak hanya terlihat pada hidung, bisa juga di organ lain semisal mata, tenggorokan, dan telinga. Tanda dan gejala tersebut adalah:
  • Hidung: hidung terasa gatal, berair, bengkak,suiitbemapas,hidung tersumbat dan bernapas melaiui mulut.
  • Mata: mata gatal, bengkak, merah, dan berarir.
  • Tengg0rokan dan telingazsering disertai nteri tenggorokan ketika menelan, suara serak, batuk yang hilang timbul.
Bila anak terkena rhinitis alergi, langkah yang terpenting adalah mencari dan rnenghindari alergen penyebab rhinitis pada anak. Anda rnungkin perlu berkonsultasi dengan dokter mengenai pemberian obat—obatan.

ALERGI PADA SUSU. 
Selain makanan,susu sapi merupakan salah satu penyebab alergi pada anak-anak usia dini. Angka kejadiannya sekitar 2-3 % dari populasi. Di Jakarta,angka kejadiannya mencapai 3-7 %.Hal ini berkaitan dengan banyaknya ibu bekerja yang tidak menyusui anaknya, sehingga anaknya diberi susu formula yang berbahan dasar susu sapi.
Menurut Dr. Zaki, pada anak yang memiliki bakat alergi (atopic), terjadi reaksi antara |gE (immunoglobulin E) dengan protein susu sapi. UgE akan bereaksi terhadap protein susu sapi. Protein ini dianggap sebagai benda asing oleh tubuh. Dengan kata Iain, tubuh sang anak hipersensitif terhadap protein susu sapi. Menurut Dr. Zakiudin, jenis protein Whey dan Casein pada susu sapi lah yang sering merangsang terjadinya alergi.
Alergi susu sapi kerap menyapa anak usia kurang dari 3 tahun, ini karena sistem pencernaan pada usia tersebut masih belum sempurna, sehingga protein susu sapi dikenali sebagai benda asing.Sejalan pertambahan usia, pada usia di atas 3 tahun dimana saluran cerna dan enzym-enzymnya sudah mulai berkembang dengan baik, gejala-gejala alergi susu sapi ini menghilang (toleran). Namun untuk kasus-kasus tertentu keadaan ini dapat berlangsung sampai dewasa.

Gejala Alergi Susu:
  1. Gatal-gatal, kulit kering dan kemerahan di kulit seperti gejala eksim. Bagian tubuh yang sering terkena adalah bagian pipi dan beberapa bagian tubuh lainnya. Hal ini yang sering disalah artikan sebagai alergi ASI oleh rnasyarakat awam. Dianggap karena ada ASI yang tumpah ke pipi saat si anak menyusu, padahal gejala-gejala tersebut merupakan salah gejala akibat alergi susu sapi yang terdapat pada susu formula yang juga dikonsumsi si anak, juga bisa disebabkan oieh makanan alergenik yang dikonsumsi ibu seperti telur, kacang tanah,seafood atau si ibu minum susu sapi.
  2. Muntah, sembelit dan diare yang sering disertai darah. Gejala ini pun terkadang disalah artikan sebagai disentri amoeba.
  3. Perlu diketahui, susu sapi juga bisa menyebabkan alergi di saluran napas. Bila histamine yang dikeluarkan -akibat pecahnya sel mast lantaran protein susu sapi menempel pada lge- dibawa olehperedaran darah ke saluran napas, menyebabkan penyempitan hingga membuat bayi jadi sesak napas dan napasnya berbunyi. “Memang, bisa juga terjadi proses peradangan yang menyebabkan banyak lendirdi saluran napas hingga sering rnembuat napas berbunyi.ltu sebabnya, orang tua menganggap bayi bernapas demikian dikarenakan waktu lahir tak bersih penyedotan
ASI pun bisa?
Geja|a—gejala alergi susu sapi ini tak hanya mengenai anakyang mendapat susu sapi atau susu formula, namun juga dapat mengenai anak yang mendapatkan ASI. Tapi jangan buru-buru menyalahkan ASI, terang Dr. Zakiudin. Alergi yang terjadi kemungkinan besar akibat sang ibu mengonsumsi susu sapi atau produk olahannya. Allergen tersebut masuk ke ASI dan diisap oleh bayi, sehingga bayi pun terpapar oleh allergen dan terjadilah rekasi alergi. Sehingga penting sekali untuk ibu - ibu menyusui yang mempunyai bayi dengan bakat atopic untuk menghindari susu sapi dan produk olahannya.

Bagaimana bila si kecil mengalami alergi susu?
  • Saat ditemukan gejala—geja|a alergi susu sapi, maka sebaiknya anak segera dibawa ke dokter. Dokter akan menanyakan riwayat penyakit si anak, dan mencatat makanan~makanan apa yang dikonsumsi si anak.
  • Untuk memastikan apakah gejala yang terjadi merupakan gejala alergi susu sapi,dokterakan melakukan serangkaian pemeriksaan. Misalnya tes kulit, uji ini biasa dilakukan pada anak usia di atas 3 tahun.Juga dapat dilakukan tes untuk menilai lgE susu sapi. Tes Iain yang bisa dilakukan adalah uji eliminasi dan provokasi. Pada tes ini anak tidak diperbolehkan untuk minum susu sapi selama 2-3 minggu sampai gejala berkurang. Anak kemudian diberi susu sapi secara bertahap. Jika gejala alergi tidak timbul maka hasil tes negatif. Namun jika gejala-gejalanya timbul maka si anak positif alergi susu sapi. Tes ini pun diulang 6 bulan ke depan untuk mengetahui apakah si anak telah toleran dan tidak mengalami alergi susu sapi lagi.
Bagaimana Mengobatinya?
Selain mengobati eksim yang diderita si anak,terapi utama yang harus dilakukan adalah menghentikan pemberian susu sapi dan produk olahannya termasuk susu formula biasa yang mengandung protein susu sapi. Pemberian ASI eksklusif, di mana bayi hanya mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) selama 6 bulan awal kehidupannya dan dilanjutkan sampai 2 tahun disertai makanan pendamping ASI, merupakan hal yang sangat dianjurkan sebagai upaya pencegahan alergi susu sapi. Makanan pendamping ASI juga tidak boleh mengandung susu sapi dan olahannya. Sekarang ini juga terdapat bubur bayi yang bersifat hipoalergenik.
Untuk kondisi-kondisi tertentu dimana sang ibu tidak dapat memberi ASI, bayi dapat diberikan susu sapi yang telah dihidrolisis, baik dihidrolisis sebagian atau dihidrolisis ekstensif.Pada susu sapi yang dihidrolisis sebagian, protein susu sapi hanya sebagian yang dipecah, susu ini diberikan pada bayi yang salah satu atau kedua orangtuanya memiliki bakat atopic walapun belurn terdapat gejala-gejala alergi susu sapi. Susu seperti ini disebut susu terhidrolisis parsial. Pada bayi yang sudah terjadi gejala alergi susu sapi maka bayi dapat diberi susu sapi yang telah dihidrolisis ekstensif, protein-protein pada susu ini dipecah dengan sempurna.Susu jenis ini biasa disebut susu terhidrolisis ekstensif. Jika gejala yang ditimbuikan akibat alergi susu sapi ini berat misalnya sampai menimbulkan syok anafilaksis maka bayi dapat diberikan formula asam amino.

Susu formula berbahan kedelai juga bisa menjadi alternatif. Susu ini dapat diberikan jika si anak tidak memiliki alergi terhadap komponen kedeIai.Susu ini rasanya kurang enak, tetapi masih lebih enak dibandingkan dengan susu hidrolisis dan asam amino, sehingga biasanya bayi kurang menyukainya. Formula kedelai hanya diperuntukkan bagi bayi usia 6 bulan ke atas. Susu kedelai murni tidak dapat digunakan sebagai terapi alternatif karena gizi nya yang tidak mencukupi serta masih mengandung zat-zat yang tidak cocok untuk anak.
Walaupun terdapat beberapa pilihan susu pengganti, namun ASI tetapmerupakan makanan terbaik untuk bayi.

Dermatitis Atopik.
Dermatitis atopik adalah suatu gejala eksim terutama tirnbul pada masa anak.-anak. Gejala ini biasanya timbul pada usia sekitar 2 bulan sampai 1 tahun dan sekitar 85% pada usia kurang dari 5 tahun (terutama di bawah 6 bulan).
Pada keadaan akut, gejalanya berupa kulit kemerahan, kulit melenting berisi cairan, basah dan sangat gatal. Kadang-kadang disertai infeksi sekunder yang menimbulkan nanah. Gejala dermatitis atopik pada bayi berupa kemerahan pada kulit bentol-bentol kemerahan, berisi cairan, keropeng disertai kulit pecah-pecah atau lecet.
Gejala ini sering mengenai pipi, siku dan tepi pinggir kulit anggota gerak bawah dan selanjutnya dapat menyebar ke daerah selangkangan. Pada usia selanjutnya , kelainan ini terdapat pada lipat siku, lipat lutut, tengkuk dan pergelangan tangan. Kulit menjadi Iebih kering dan tebal, mengelupas dan pada penyembuhan meninggalkan warna yang lebih pucat atau kehitaman.

Untuk mengobati penyakit ini yang paling penting adalah mengatasi rasa gatal dengan pemberian obat golongan antihistamin, menghindari udara yang terlalu panas dan kering serta mengurangi pengeluaran keringat. Garukan sebaiknya dihindari karena dapat memperberat gejalanya. Bila gatal tekan kulitnya yang sakit tapi jangan digaruk.
Untuk mencegah kekeringan dapat diberikan losion pelembab kulit agar gatalnya berkurang. Mandi atau kompres dengan air hangat juga dapat rneringankan gatalnya. Kadnag diperlukan pemberian obat anti alergi oral, tapi sebaiknya dikonsultasikan telebih dahulu dengan dokter. Berikan krim hidrokortison 1%
yang dapat dijual bebas di apotek. Oleskan dua kali sehari, tetapi pemakaiannya sebaiknya tidak lebih dari 1 minggu.
Dematitis Atopik cukup sering terjadi pada anak-anak dan umumnya tidak serius. Tetapi segera bawa anak ke dokter apabila sudah menyebar dengan cepat sekali ke seluruh tubuh, anak rnenjadi sulit tidur, kulit berubah menjadi merah disertai dengan keropeng atau luka-luka kecil. Waspadai juga jika anak rnengalami kesulitan bernafas atau demam.
Untuk pencegahannya, dermatitis atopic dapat dilakukan dengan cara-cara menghindari faktor-faktor pemicu DA.Orangtua dapat meiakukan hal seperti berikut:
  • Sering-seringlah rnengganti sprei tempat tidur anak sehingga bersih dari tungau yang sering ada dikasur.
  • Cucilah mainan anak beberapa hari sekali agar bersih dari debu.
  • Jangan rnemelihara biantang pemeliharaan di dalam rumah.
  • Perhatikan makanan anak setiap harinya. Apabila anak alergi makanan tertentu segera hentikan pemberiannya.
BENGEK (ASMA BRONKIAL)
SMA bronkial atau disebut juga bengek adalah suatu penyakit kronis yang ditandai adanya peningkatan kepekaan rangsang dari luar (debu. serbuk bunga udara dingin, makanan dll.) yang rnenyebabkan penyempitan saluran napas yang meluas dan dapat sembuh spontan atau dengan pengobatan. keadaan ini dapat menyebabkan gejala sesak napas, napas berbunyi dan batuk yang sering disertai lendir. Keadaan yang berat dapat menimbulkan kegagalan pernapasan sarnpai kernatian. Sebagian besar asma pada anak adalah karena dapat rnenyebabkan gangguan pertumbuhan badan maupun intelektualnya.

Gejala khas asma adalah adanya sesak napas yang berulang disertai napas berbunyi. Batuk kering rnerupakan gejala awal yang biasanya terjadi pada rnalam dan menjelang pagi hari Selanjutnya batuk disertai dahak yang kental. Gejala ini sering disertai pilekpilek (rhinitis alergika). Gejala ini biasanya terjadi setelah 48 jam kontak dengan bahan alergen seperti debu rumah dan tungau (binatang kecil), sebuk bunga bulu binatang dll. Gejala asma juga dapat dicetuskan oleh latihan fisik.
Untuk asrna, ada dua jenis obat yang akan diberikan kepada anak oleh dokter yaitu obat untuk rnencegah timbulnya serangan asrna dan obat untuk mengatasi serangan asma. Obat jenis pertama adalah obat controller, lebih bersifat untuk mencegah timbulnya serangan asma. Obat ini bekerja dengan jalan mengurangi pembengkakan dan peradangan yang terjadi di sleuruh napas anak sehingga anak akan lebih mudah untuk bernapas. Obat kedua adalah obat reliever, digunakan untuk rnengatasi serangan asma. Bekerja cepat dengan jelan rnelemaskan otototot saiuran pernapasan, sehingga lebih mudha bernapas.Obat-obatan ini sering diberikan dalam bentuk inhaler (hirupan) baik sendiri-sendiri atau bersamaan. Namun juga bis adalam bentuk kapsul dan pil. Konsultasikan selalu dengan dokter mengenai Obat-obatan tersebut. Penanganan asma yang terpenting adalah pencegahan terjadinya serangan asrna.

Apa yang Perlu dilakukan pada saat anak terkena serangan asma?Serangan asma yang timbul dapat sangat menakutkan bagi sebagian orangtua. Tetaplah tenang dan lakukan langkah berikut ini:
1.Berikan anak obat reliever.Obat ini bekerja sangat cepat (kurang dari 10 menit) untuk rnelampangkan jalan napasnya. 
2. Dudukkan anak, lalu minta anak untuk bernapas secara perlahan.
3. Bila tidak ada tanda-tanda perbaikan atau bahkan memburuk, segera bawa anak ke dokter.

No comments:

Post a Comment