Thursday, April 12, 2012

Ortosis Kaki Untuk Mengurangi Nyeri Otot

Ortosis Kaki Untuk Mengurangi Nyeri Otot.
ORTOSIS adalah alat yang ditambahkan ke tubuh untuk menstabilkan bagian tubuh, mencegah kecacatan, melindungi dari luka, atau membantu fungsi dari anggota tubuh. Ortosis kaki adalah alat yang ditambahkan ke kaki untuk membantu fungsi kaki sebagai penopang tubuh dan pergerakan.
Selama ini ortosis kaki sudah banyak digunakan di masyarakat. Salah satunya adalah sepatu ortotik yang bermanfaat untuk mencegah nyeri dan cedera otot terutama bagi atlet olahraga. Ortosis kaki ini sangat berguna bagi mereka yang memiliki kelainan bentuk pada kaki, misalnya tidak simetris, telapak kaki terlalu melengkung atau terlalu datar, serta kedua tungkai yang tidak sama panjang. Berdasarkan penelitian, berbagai masalah ini dapat menimbulkan cedera Otot tungkai.
Angka kejadian cedera otot yang terjadi akibat kerja atau olahraga adalah sekitar 30%. Dari angka tersebut, otot pada anggota gerak tubuh bagian bawah adalah yang memiliki risiko tertinggi terhadap terjadinya cedera. Mengapa? Sebab otot tubuh bagian bawah paling banyak digunakan dan menumpu berat badan pada aktivitas sehari-hari. Berdasarkan penelitian, salah satu faktor risiko yang meningkatkan cedera tersebut adalah kelainan biornekanik (yaitu kelainan pada tungkai dan kaki), usia tua, dan jenis kelamin perempuan. Demikian pendahuluan yang disampaikan oleh Dr. Maria Regina Rachmawati T., PA(K), Sp.KFR dalam promosi doktornya yang diadakan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, akhir November lalu.
Salah satu contoh kelainan bentuk pada telapak kaki adalah lengkung kaki yang terlaiu tinggi atau terlalu datar. Hal ini bisa dilihat dari foto roentgen yang akan tampak seperti pada gambar 1.
                                  
                                    Gambar 1. Berbagai Bentuk Pola Telapak Kaki Manusia.


Berbagai Kelainan Biomekanik Tungkai.

Kelainan biomekanik adalah macam kelainan pada tungkai yang dapat mengganggu fungsi tungkai sebagai anggota gerak. Di antaranya yang terbanyak di populasi adalah panjang tungkai yang tidak sama serta kaki pronasi. Ketidaksamaan panjang antara tungkai kanan dan kiri disebut dengan disparitas panjang tungkai, yang banyaknya berkisar 60-90% dari keseluruhan kelainan biomekanik tungkai. Sedangkan kaki pronasi, menurut beberapa penelitian, dihubungkan dengan kelainan disparitas panjang tungkai tersebut, yang berkisar 20-30%. Kaki pronasi adalah kombinasi dari kondisi eversi subtalar, abduksi dan dorsofleksi kaki anterior serta telapak kaki yang mendatar. Lihat gambar 2.
                                                         
                                                                   
                                                     Gambar 2. Kelainan biomekanik berupa kaki pronasi.

Istilah pronasi Iebih mudahnya diartikan sebagai pemutaran kaki ke dalam secara berlebihan, baik pada saat berdiri, berjalan, atau berlari. Pada dasarnya pronasi merupakan gerak normal yang terjadi pada setiap Iangkah yang kita ambil dan membantu menyerap tekanan ketika kaki menghentak ke tanah. lni juga membantu kaki untuk beradaptasi pada permukaan yang tidak rata. Namun, pronasi yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan banyak masalah, tidak hanya pada kaki,tapi seluruh tubuh.
                                               

                         Gambar 3. Kelainan biomekanik berupa disparitas panjang tungkai disertai kaki pronasi.

Rangkaian kelainan biomekanik kaki pronasi disertai disparitas panjang tungkai yang tidak mendapat penanganan dapat berlanjut menjadi kerusakan struktur sendi. Demikian yang dikatakan oleh Dr. Maria Regina Rachmawati. Kerusakan struktur sendi yang terjadi, yaitu kerusakan tulang rawan pada telapak kaki, sendi lutut, serta kerusakan pada sendi - sendi tulang belakang. Hal tersebut mendukung penelitian lain yang membuktikan bahwa pada penderita nyeri punggung bawah ditemukan prevalensi disparitas panjang tungkai Iebih tinggi daripada kontrol. Penelitian terse-but menyebutkan bahwa ditemukan disparitas lebih dari 5 mm pada 75% penderita nyeri punggung bawah dan 4% pada kelompok kontrol.
Orang yang memiliki kelainan biomekanik  akan mengalami kelainan gerak pada tulang belakang-pelvis-panggul. Kelainan gerak ini akhirnya dapat meningkatkan aktivitas kerja otot di sekitar sendi saat melakukan aktivitas. Peningkatan kerja otot yang terjadi, akan meningkatkan tekanan mekanik jaringan otot anggota gerak bawah, yang dapat mengawali terjadinya cedera otot skeletal. Kerusakan mikrostruktural sel otot yang terjadi saat aktivitas dapat terjadi Iebih berat pada perempuan dan dengan bertambahnya usia.

Ortosis Sebagai Solusi.
Untuk mencegah terjadinya cedera otot pada kelainan biomekanik seperti yang telah diuraikan di atas,maka pedu dilakukan penanganan berupa koreksi kaki pronasi. Penggunaan ortosis kaki adalah penanganan konservatif kaki pronasi yang paling efektif karena menjamin stabilitas koreksi postur kaki pronasi dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

                                                 
                              Gambar 4. Penggunaan Ortosis Kaki Dapat Merubah Kelainan Bentuk Pada Kaki

Koreksi terhadap kaki pronasi diharapkan dapat memperbaiki kelainan biomekanik yang terjadi yaitu kemiringan perlvis. Koreksi kemiringan pelvis selanjutnya akan memperbaiki disparitas panjang tungkai, sehingga dapat memperbaiki gerakan tu ngkai secara keseluruhan.
Penggunaan ortosis kaki juga bertujuan untuk menurunkan aktivitas kerja otot-otot kaki, sehingga menurunkan tekanan mekanik otot, dan menurunkan risiko terjadinya cedera otot. Secara garis besar, beberapa fungsi ortosis kaki adalah sebagai berikut:
  • Memperbaiki atau mengoreksi kesegarisan (alignment) anggota tubuh, terutama anggota gerak bawah.
  • Membantu atau mengontrol pergerakan sendi tungkai, panggul, dan tulang belakang
  • Menyediakan posisi tubuh yang lebih baik
  • Sebagai penyangga sehingga dapat mengurangi beban.
Hasil penelitian yang dilakukan Dr.Maria Regina Rachmawati menyimpulkan bahwa penggunaan ortosis kaki pada perempuan dewasa muda dengan kelainan biomekanik kaki pronasi disertai disparitas panjang tungkai akan memperbaiki kelurusan/ kesegarisan pelvis di bidang horizontal. Selain itu, penggunaan ortosis kaki juga dapat menghasilkan panjang langkah yang lebih simetris, meningkatkan jarak tempuh dalam berjalan, dan yang paling panting adalah menurunkan keluhan nyeri otot anggota gerak bawah. Namun, dalam penelitiannya ini ternyata tidak ditemukan hubungan antara keluhan nyeri dengan cedera otot yang terjadi.

No comments:

Post a Comment