Tuesday, April 24, 2012

Nyeri Janggal Di Area Genital

Nyeri Janggal Di Area Genital.
ORGAN kewanitaan ini memiliki fungsi yang sangat istimewa. Namun kesehatan vagina tidak selamanya berjalan sesuai yang diinginkan. Ada beberapa problem yang bisa terjadi. Tidak sedikit wanita yang mengeluhkan vagina terasa nyeri seperti, gatal atau panas yang menyengat pada bagian vital wanita ini. Wanita seringnya menduga hal itu sebagai akibat infeksi. Ternyata tidak hanya infeksi lho. Vulvodinia juga memiliki gejala yang sama. Hanya saja,tidak seperti pada infeksi yang disebabkan jamur atau bakteri,vulvodynia belum ditemukan pasti penyebabnya.
Diuraikan Dr. Budi lman Santoso, Sp0G(K) dari Divisi Departemen Kebidanan dan Kandungan FKUI-RSCM, vulvodynia merupakan rasa tidak nyaman di daerah kemaluan wanita (vulva) yang berlangsung lama. Rasa tidak nyaman ini bisa berupa rasa nyeri, rasa terbakar, ataupun rasa seperti tersengat lebah dan iritasi sehingga terasa tidak nyaman untuk duduk dalam waktu yang lama atau menjadi tidak bergairah saat melakukan hubungan seksual. Sayangnya. hingga saat ini, Vulvodynia ditegaskan Dr. Valleria, SpOG dari FK YARSI belum diketahui pasti penyebabnya.

Tidak Nyaman di Vagina.
Menurut Dr. Budi, vulvodynia sebenarnya merupakan suatu kumpulan gejala, yakni rasa tidak nyaman, seperti rasa nyeri, rasa terbakar, ataupun rasa sepertl tersengat lebah dan iritasi. Ditegaskan Dr. Valleria vulvodynia bukan merupakan penyakit, tetapi merupakan gejala atau sindrom penyakit. Dr. Budi pun membenarkannya dan mengatakan diagnosis vulvodynia baru bisa ditegakkan bila kemungkinan penyebab rasa tidak nyaman di daerah vulva dan vagina sudah disingkirkan.
Hingga saat ini, baik Dr. Budi ataupun Dr. Valleria mengatakan penyebab vulvodynia belum ketahui secara pasti. Namun, keduanya menegaskan terdapat beberapa faktor yang diduga bisa turut berperan menimbulkan vulvodynia, antara lain:
  • Cedera atau iritasi saraf di daerah sekitar vulva
  • Infeksi vagina oleh jamur kandida atau virus
  • Alergi
  • Perubahan hormonal
  • Faktor bawaamyakni merniliki gen yang rentan terhadap radang vulva 
  • Pelecehan seksual
Remaja Hingga Lansia.
Vulvodynia,
diuraikan Dr. Budi, bisa terjadi pada semua wanita di setiap tingkatan usia, mulai dari yang berusia remaja hingga yang berusia lanjut. Wanita dari setiap ras dan suku juga bisa terserang vulvodynia. Menurut Dr. Valleria, diperkirakan sekitar 200 ribu hingga wanita terserang vulvodinia.
”JumIah wanita ras kulit putih yang terserang vulvodinia sama banyak dengan wanita ras kulit hitam,"ujar Dr. Budi.
Gejala vulvodynia sangat bervariasi. Seperti definisinya, gejala utama vulvodynia adalah rasa tidak nyaman di daerah vulva. Vulva adalah daerah kemaluan wanita yang meliputi bibir luar kelamin (labia mayora), bibir dalam (labia minora), kelentit {klitoris), termasuk saluran kencing (uretra) dan vagina.

Dipaparkan Dr. Budi, rasa tidak nyaman itu terutama berupa rasa nyeri di daerah genital yang bisa diikuti juga dengan rasa terbakar, rasa menyengat, nyeri saat berhubungan intim (dispareunia), rasa berdenyut dan gatal.
"Gejala tersebut sangat bervariasi. Tiap wanita bisa mengalami gejala yang berbeda. Ada yang rasa terbakarnya lebih dominan dan ada juga yang rasa gatalnya lebih dominan,"'terangnya.

Sementara, rasa tidak nyaman bisa berlangsung terus menerus atau hilang timbul. Gejala vulvodynia juga bisa dirasakan pada saat melakukan aktivitas tertentu, misalnya saat berolah raga, terutama bersepeda, saat berhubungan intim, atau berjalan kaki,.atau bahkan ada yang mengalaminya setiap saat. Gejala bisa dirasakan pada seluruh bagian kelamin atau pada bagian tertentu saja, misalnya hanya terasa tidak nyaman pada daerah bibir luar kelamin (labia mayora).

Tidak Menular dan Mematikan.Meski jamak dialami para kaum hawa, Dr. Budi menegaskan bahwa vulvodynia bukalah penyakit menular danjuga mematikan.“Seperti yang telah dijelaskan di atas, vulvodynia bisa merupakan suatu diagnosis penyakit tersendiri." Katanya.
Meski tidak mematikan vulvodynia menimbulkan dampak negatif yang sangat mengganggu aktivitas penderitanya. Rasa tidak nyaman pada vulvodynia seringkali rnembuat penderita juga mengalami rasa nyeri saat berhubungan intim dengan pasangannya.
"Hal ini bisa merusak hubungan antara penderita dan pasangannya, menimbulkan depresi bahkan dapat mengganggu rumah tangga,”sahut Dr. Valleria.
Bahkan, dilanjutkan Dr. Budi, vulvodynia juga bisa membuat penderita sulit berjalan karena kerap merasakan sakit yang hebat di selangkangannya. Sayangnya, pasien enggan memeriksakan dirinya dan berharap bahwa rasa tidak nyaman itu akan hilang dengan sendirinya atau terkadang berusaha melakukan segala cara agar rasa nyeri itu hilang. Celakanya, usaha untuk menghilangkan rasa nyeri itu malah bisa menimbulkan masalah baru, misalnya infeksi akibat dimasukkannya zat atau bahan tertentu ke daerah sekitar vagina tanpa pengetahuan kebersihan yang baik.
"Akhirnya, bukannya sembuh, malah mengalami penderitaan yang lebih berat,"katanya.

Bisa Sembuh Sendiri.
Ditegaskan Dr. Budi, vulvodynia yang diabaikan akan menirnbulkan dampak psikologis yang sangat buruk bagi penderitanya. Keadaan ini bila berlangsung lama bisa menyebabkan depresi.
Sementara, menurut dr. Valleria vulvodynia sebenarnya bisa sembuh sendiri, meskipun dikatakan Dr. Budi ini jarang sekali terjadi.
“Kondisi ini bukan suatu kondisi emergency, terkadang si Penderita menemukan cara sendiri untuk mengatasiny-a,"kata Dr.ValIeria.
Namun, kembali ditegaskan Dr. Budi, sebaiknya penderita segera menghubungi dokter jika sakit berlanjut.

"Dokter perlu memastikan apakah gejala yang dialami memang vulvodynia atau karena penyakit lain. Banyak penyebab lain yang perlu ditelusuri dan disingkirkan sebelum bisa menegakkan diagnosis vulvodynia. Untuk itu, pasien perlu bersabar agar dokter dapat menentukan diagnosis dengan tepat,"urainya.
Selain itu, pasien juga diharapkan bersabar karena gejala vulvodynia biasanya berlangsung selama beberapa minggu hingggr beberapa bulan rneski telah diobati.

Terapi Obat Hingga Operasi.
Dr. Budi memaparkan, pengobatan pada vulvodynia biasanya berlangsung selama beberapa minggu atau bahkan bisa berbulan-bulan, tergantung pada beratnya gejala yang dialami. Sedangkan, penanganannya difokuskan untuk meredakan gejala yang dialami.
"Karena gejaia vulvodynia sangat bervariasi, rnaka pengobatannya pun berbeda-beda untuk pasienNYA," jelasnya.
Selanjutnya, menurut Dr.\/alleria, penanganan vulvodynia lebih bersifat self-care, misalnya menghindari irritan
tertentu yang berasal dari detergent, tissue, pembalut, pakaian dalam, air yang tinggi kadar klorinnya, makanan yang menimbulkan alergi, menggunakan lubrikan saat sanggama, berpakaian longgar serta menjaga vulva tetap bersih dan kering.
“Sedangkan, untuk rnengurangi nyeri, kadang dibutuhkan teknik relaksasi dan pengompresan vulva dengan es terutama setelah sanggarna.

Namun, baik Dr. Budi ataupun Dr. Valleria menegaskan pengobatan vulvodynia tidak bersifat tunggal, tetapi kombinasi berbagai modalitas, antara lain obat dan terapi fisik. Dr. Budi menyebutkan, pilihan pengobatan vulvodynia antara lain berupa obat minum (antidepresan trisiklik, antikonvulsan, antihistamin), obat topikal (salep dan krim anti nyeri), blok saraf suntikan interferon, diet rendah oksalat dan latihan otot dasar panggul (biofeedback therapy).
Sementara, untuk kasus sindrom vestibulitis vulva yang tidak respon dengan obat dan terapi diperlukan pembedahan atau operasi (mengambil jaringan yang sakit). Operasi dilakukan untuk mengangkat kulit dan jaringan yang terkena sehingga rasa sakit dapat berkurang.

Tips Cegah Vulvodynia.
Vulvodynia ditegaskan Dr.Budi bisa dicegah dengan menghindari bahan - bahan yang dapat mengiritasi vulva, antara lain:
  • Gunakan deterjen yang lembut,hindari menggunakan pewangi pakaian untuk pakaian dalam.
  • Gunakan tissue tanpa pengharum untuk membersihkan daerah kemaluan. . 
  • Gunakan pakaian dalam yang terbuat dari bahan katun.
  • Ganti pembalut wanita dan tampon lebih sering saat mengalami menstruasi.
  • Hindari penggunaan krim, sabun, tampon dan krim kontrasepsi yang mengandung pengharum.
  • Hindari pakaian ketat seperti celana jeans ketat atau stocking ketat.
  • Selalu bersihkan daerah vulva dengan air dingin setelah buang air kecil dan setelah berhubungan intim.Setelah itu, jaga daerah vulva tetap bersih dan kering.
TIPS Meredakan Nyeri Vulvodynia di Rumah:
ila terasa sanat n eri, kompres ter ei o u u aera yan erasa n eri denan handuk anas atau heatin pa
I uduk men 0 unakan bantal khusus (rubber doughnut oam)

Bukan Vulvodynia Saja.
Jangan terburu mengatakan rasa nyeri yang menyengat atau gatal Anda akibat vulvodynia. Berikut beberapa penyebab mengapa vagina Anda terasa tidak nyaman.
Penyebab rasa tidak nyaman di daerah vulva dan vagina:
  • Infeksi - radang vagina (akibat bakteri, jamur, parasit}, radang kelenjar Bartolin 
  • Keganasan - penyakit Paget,kanker vagina dan vulva 
  • Alergi radang pada kulit akibat kontak dengan bahan yang menimbulkan iritasi
  • Kelainan anatomi - cedera akibat kecelakaan, spasme otot vagina 
  • Kelainan saraf - nyeri yang ditimbulkan karena penyakit pada sistem otot dan rangka (misalnya kelainan pada panggul dan punggung), sklerosis multipel, saraf pudendus yang terjepit, nyeri setelah menderita penyakit Herpes 
  • Vulvodinia penyebab lain yang belum dapat dijelaskan

No comments:

Post a Comment