Wednesday, May 22, 2013

Tanpa Olahraga Rasanya Ada Yang Kurang


 
Yang dialami :
Menurut justin ia memiliki bakat gemuk. Kedua orangtuanya memang berbadan ‘besar’. Bakat ini pun mulai tampak sejak justin duduk di kelas dua sekolah dasar. Mungkin karea ia memang senang makan. Puncaknya adalah ketiak ia meneruskan studi di amerika serikat. Kondisi di Negara tersebut pun sepertinya sangat mendukung hobi makannya. Udara yang dingin, porsi makanan di restoran amerika yang umumnya besar, ukuran pakaian yang rata-rata besar, kendaraan yang serba lebar, serta banyaknya orang yang berukuran jumbo membuatnya merasa tak ada masalah apa”. Tahu” berat badanny mencapai 114kg!
Masalah baru mulai dirasakannya saat kembali ke hongkong. Ia mengalami kesulitan untuk menemukan pakaian yang berukuran extra besar, ukuran pakaian yang rata-rata besar. Ia juga merasa sesak bila harus naik kendaraan. Tapi yang paling berat di rasakannya adalah melihat kenyataan orang-orang di sekitarnya rata” bertubuh langsing. “ kalau pergi ke tempat” umum rasanya semua orang memperhatikan dan menertawain aku. Ada juga yang manggil aku si gendut,” katanya. Sejak itulah ia berusaha mati-matian untuk kurus. Diet ketat dan jogging di lakukannya. Dalam waktu satu setengah tahun berat badannya mencapai 68kg. kurus memang, tapi kelihatannya tak bagus juga. “ Tulang-tulang wajah saya menonjol, lingkaran mata pun jadi hitam. Kata orang-orang jelek, seperti pecandu narkoba.” Selain itu justin juga sangat takut kalau berat badannya akan naiklagi sampai kadang” merasa stress.

Motivasi:
Gemuk membuatnya kehilangan rasa percaya diri tapi kurus saja belum tentu membuatnya puas. “ jujur, aku ingin kelihatan keren. Coba lihat jagoan” di film, nggak ada yang gemuk’ kan?’ ia ingin tubuhnya juga kelihatan tegap, berotot.
Langkah pertama yang dilakukan:
Tekadnya untuk menurunkan berat badan di mulai dengan melahap berbagai buku dan majalan tentang cara membentuk tubuh yang bugar. Dari situ justin tahu ia harus mengubah pola makan dan mulai jogging. Ketika pindah ke Indonesia ia mendaftarkan diri di fitness center untuk membuat tubuhnya berotot.
Program yang dijalaninya:
Makanan yang mengandung lemak dan yang digoreng-goreng tak lagi disentuhnya, justin hanya mengkonsumsi makanan yang dipanggang, direbus, dan buah-buahan dalam satu hari ia makan 5 kali dalam porsi kecil. Ini terdiri dari 2 kali makan lengkap berupa karbohidrat ( nasi atau kentang rebus sebesar kepalan tangan) dan daging rebus atau panggang tanpa garam serta sayuran. Sisanya ia hanya makan buah dan sayuran. Agar tidak lemas ia juga rajin mengkonsumsi suplemen multivitamin, vitamin E, dan vitamin C.
“ waktu di hongkong saya melakukan jogging setiap hari selama satu jam di pagi hari. Dan 2 hari sekali menambahnya dengan jogging di sore hari juga selama satu jam.” Setelah berhasil membuang lebih dari 40 kg berat badannya, justin mulai melakukan latihan intensif di Taman Anggrek Health club. Lima kali dalam seminggu ia lari di treadmill selama 45 menit dan dilanjutkan dengan latihan angkat beban selama 1 jam. Hampir semua alat dimainkannya. Letaknya yang hanya ‘selangkah’ dari tempat tingglanya memang meningkatkan motivatisnya. “ Sekarang kalau tidak olahraga rasanya ada yang kurang. Tidur juga susah.” Fitness center tersebut sudah seperti rumah kedua bagi justin dan instruktur-instruktunya pun menjadi sahabatnya.
Kunci Sukses:
Berhasil mempertahankan berat badan selama beberapa tahun seperti justin tidak mudah. “ jangankan 30 kg, menurun 3 kg saja tidak mudah. Bagi saya yang paling penting pertama adalah motivasi yang kuar dari diri sendiri. Kedua adalah teman. Teman-temanku sekarang semuanya hidup sehat, tidak merokok, tidak minum minuman keras, dan rajin berolahraga. Kalau teman” kita doyan makan, susah juga.
Obsesi:
“berat badan bagi saya sekarang bukan mesalah lagi. Yang penting sekarang adalah body fatnya. Aku nggak masalah kalau berat badanku naik jadi  85 kg, asal itu bukan lemak tapi otot.” Saat ini justin tengah berusaha mencapai body fat antara 6-8%. “ Dulu body fat saya pernah mencapai 34% tapi sekarang hanya 10%. Kalau bisa, sih mencapai 7%, tapi itu nggak gampang, perlu proses.” Sebenarnya masih ada satu lagi obsesinya. “ ingin juga bisa seperti Ade Rai,” katanya sambil tertawa.

No comments:

Post a Comment