Friday, May 3, 2013

Yakinlah Kreasi Manusia Tak Terbatas

Otak kanan berimajinasi Otak kiri Menyempurnakan
“Coba saja mulai latihan menulis dengan salah satu tangan yang tidak biasa digunakan secara dominan sehari hari. Latihlah selama satu atau dua bulang terus-menerus. Apa yang terjadi? Ternyata tangan kita yang satu itu berbakat menulis juga.
ERMA SOESILOWATI SPSI
PSIKOLOG

OTAK alat vital yang menentukan aktivitas dan kesehatan jasmani dan rohani manusia. Begitu pentingnya otak, sehingga manusia sejatinya menjaga kesehatan otak, serta memanfaatkan fungsinya semaksimal mungkin.

Menurut Erma Soesilowati SPsi, Psikolog Badan Penanggulangan Bencana Alam Sumsel, orang cenderung bukannya menggali dan memaksimalkan fungsi perbedaan kegiatan otak belahan kanan dan kiri. Otak belahan kiri melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan logika, analisis, kuantitatif, fakta, rencana, organisasi, detail/rinci, dan sekuensial.
“ Tuas tak belahan kanan berhubungan dengan sifat keseluruhan, intuintif, sintesis, integrasi, emosi, interpersonal, perasaan, dan kinestetik,” ujatnya.
Pembagian aktivitas ini melahirkan label bahwa seniman berotak kanan sedangkan ilmuwan adalah orang-orang yang berotak kiri. Makan manusia pun seolah terbagi dikotomis, orang otak kiri dan orang otak kanan, betulkah?
Lanjutnya, jangan pernah menggolongkan Albert Einstein sebagai orang berotak kiri. Ia adalah manusia jenius yang berhasil menggali dan memaksimalkan fungsi kedua belahan otaknya, sehingga melahirkan teori relativitas yang luar biasa itu. Awalnya Einstein membiarkan otak belahan kanan melakukan aktivitas imajinasi tentang sebuah perjalanan di permukaan matahari.
Singkat cerita, perpaduan daya imajinasi dan hal lain yang dilakukan belahan kanan, serta kemampuan matematika, berpikir sistematis dan hal lain ang dilaksanakan belahan kiri, membawa dirinya pada sebuah temuan spektakuler yang maha dashyat.
“Bakat, tidak semata-mata hasil ciptaan yang mencuat secara seragam pada kesempatan berbeda, tidak pula yang hanya digambarkan oleh atribut profesi dan pekerjaan,” jelasnya.
Menurutnya, bakat adalah penggalian terus-menerus dan pemanfaatan seluruh kapasitas otak secara bertanggung jawab untuk mewujudkan berbagai hal yang tidak itu-itu saja, atau sesuatu yang sudah telanjur dicap sebagai bakat yang terbatas.
Artinya, tidak ada orang yang tidak berbakat untuk hal tertentu, karena kita semua memiliki otak belahan kiri dan kanan.
“Coba saja mulai latihan menulis dengan salah satu tangan yang tidak biasa digunakan secara dominan sehari-hari. Latihlah selama satu atau dua bulan terus-menerus. Apa yang terjadi? Ternyata tangan kita yang satu itu berbakat menulis juga,” katanya.
Hanya saja tangan yang satu lagi sudah terlanjur dominan dalam latihan bertahun-tahun sejak kita belajar menulis.
Tentang otak, terdapat dia bahagian/hemisfera otak yaitu otak kanan dan otak kiri. Kedua-dua hemisfera otak kanan dan kiri amat berpengaruh terhadap gaya pemikiran setiap manusia. Sehingga terdapat individu” yang pemikirannya lebih dipengaruhi oleh otak kiri.

Otak kanan lebih bebas
Gaya pemikiran otak kanan adalah lebih bebas, lebih menyeluruh(holistic) \, intuisi, subjektif,sintesis dan abstrak. Sedangkan gaya pemikiran otak kiri pula lebih kepada logic, rasional, analitik, objektif, berturutan dan spesifik.
Ilmu yang mudah dilihat banyak menggunakan otak kiri contohnya ialah ilmu matematik dan ilmu yang berkaitan dengan otak kanan ialah ilmu seni music, sastera dan lukisan.
“Walau bagaimanapun, terdapat juga ilmu-ilmu yang menggabungkan pemikiran otak kiri dan kanan seperti ilmu-ilmu sains fisik, kimia, astronomi, dan filsafat,” katanya.
Jika dilihat dari sudut pendidikan, kebanyakan system pendidikan yang terdapat di dunia lebih menjurus kepada aliran pemikiran otak kiri. Para pelajar di seluruh dunia dilatih untuk membuat keputusan dan melakukan satu-satu tindakan berdasarkan logic, rasional dan yang mendapat pulangan materi semata-mata.
Ciri-ciri pemikiran otak kiri lebih kentara apabila pelajar memasuki gerbang perguruan tinggi. Jika dikatergorikan dalam ilmu teknik berfikir, gaya berfikir menggunakan otak kiri ini bolehlah dikelaskan sebagai gaya pemikiran vertical.
“Gaya berfikir seperti ini sangat-sangat memerlukan sebab-sebab rasional dan logic, segala keputusan mesti berdasarkan sebab dan akibat, pengalaman” yang lalu dan mesti mempunyai rujukan, setiap ide mesti berasakan logic dahulu kemudian baru boleh dilaksanakan,” jelasnya.

Imajinasi Didukung Logika
Ringkasnya, segala ide dan imajinasi akan didukung oleh logika dan rasional. Para pelajar tidak akan bebas berfikir, tidak mampu, dan tidak berani melahirkan ide-ide baru apa lagi ide-ide yang amat bertentangan dan dianggap pelik oleh individu-individu yang berpikiran konvesional.
Dijelaskannya, pikiran konvensional adalah pikiran yang berasakan pendapat” lama yang telah kukuh dan diterima banyak orang sebelum ini. Jika ide-ide baru yang dilahirkan pun hanyalah berbentuk inovatif atau improvement dari pada ide-ide sebelum ini, bukan berbentuk kreatif.
“Boleh jadi pelajar cermerlang dalam akademik tetapi mungkin mereka tidak akan menghargai ataupun memahami apa yang telah dipelajari,” ungkapnya.
Menurutnya, jika para pelajar dilatih lebih menggunakan otak kanan, mereka akan menjadi lebih kreatif dalam mengeluarkan ide-ide. Ide-ide yang dilahirka adalah lebih bebas, abstrak dan tidak terkungkung oleh fikiran-fikiran lama dan konvensional.
Lanjutnya, berbeda daripada model pemikiran otak kiri, dalam gaya pemikiran otak kanan, logic dan rasional akan menyokong imajinasi bukan imajinasi menyokong logic  dan rasional. Di dalam ilmu teknik berpikir, gaya pemikiran otak kanan ini dikenali sebagai gaya pemikiran lateral.
“Jika gaya pemikiran ini diterapkan dengan lebih sistematik di sekolah-sekolah dan instutisi” pendidikan tinggi, maka kemajuan teknologi sudah pasti akan lebih terkehadapan daripada yang kita lihat hari ini,” ungkapnya.(rop)

No comments:

Post a Comment