Otak kanan berimajinasi Otak kiri Menyempurnakan
“Coba saja mulai latihan menulis dengan salah satu tangan yang tidak biasa
digunakan secara dominan sehari hari. Latihlah selama satu atau dua bulang
terus-menerus. Apa yang terjadi? Ternyata tangan kita yang satu itu berbakat
menulis juga.
ERMA SOESILOWATI SPSI
PSIKOLOG
OTAK alat vital yang menentukan aktivitas
dan kesehatan jasmani dan rohani manusia. Begitu pentingnya otak, sehingga
manusia sejatinya menjaga kesehatan otak, serta memanfaatkan fungsinya
semaksimal mungkin.
Menurut Erma Soesilowati SPsi,
Psikolog Badan Penanggulangan Bencana Alam Sumsel, orang cenderung bukannya
menggali dan memaksimalkan fungsi perbedaan kegiatan otak belahan kanan dan
kiri. Otak belahan kiri melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan logika,
analisis, kuantitatif, fakta, rencana, organisasi, detail/rinci, dan
sekuensial.
“ Tuas tak belahan kanan berhubungan
dengan sifat keseluruhan, intuintif, sintesis, integrasi, emosi, interpersonal,
perasaan, dan kinestetik,” ujatnya.
Pembagian aktivitas ini melahirkan
label bahwa seniman berotak kanan sedangkan ilmuwan adalah orang-orang yang
berotak kiri. Makan manusia pun seolah terbagi dikotomis, orang otak kiri dan
orang otak kanan, betulkah?
Lanjutnya, jangan pernah menggolongkan
Albert Einstein sebagai orang berotak kiri. Ia adalah manusia jenius yang
berhasil menggali dan memaksimalkan fungsi kedua belahan otaknya, sehingga
melahirkan teori relativitas yang luar biasa itu. Awalnya Einstein membiarkan
otak belahan kanan melakukan aktivitas imajinasi tentang sebuah perjalanan di
permukaan matahari.
Singkat cerita, perpaduan daya
imajinasi dan hal lain yang dilakukan belahan kanan, serta kemampuan
matematika, berpikir sistematis dan hal lain ang dilaksanakan belahan kiri,
membawa dirinya pada sebuah temuan spektakuler yang maha dashyat.
“Bakat, tidak semata-mata hasil
ciptaan yang mencuat secara seragam pada kesempatan berbeda, tidak pula yang
hanya digambarkan oleh atribut profesi dan pekerjaan,” jelasnya.
Menurutnya, bakat adalah penggalian
terus-menerus dan pemanfaatan seluruh kapasitas otak secara bertanggung jawab
untuk mewujudkan berbagai hal yang tidak itu-itu saja, atau sesuatu yang sudah
telanjur dicap sebagai bakat yang terbatas.
Artinya, tidak ada orang yang tidak
berbakat untuk hal tertentu, karena kita semua memiliki otak belahan kiri dan
kanan.
“Coba saja mulai latihan menulis
dengan salah satu tangan yang tidak biasa digunakan secara dominan sehari-hari.
Latihlah selama satu atau dua bulan terus-menerus. Apa yang terjadi? Ternyata tangan kita yang satu itu berbakat menulis
juga,” katanya.
Hanya saja tangan yang satu lagi sudah
terlanjur dominan dalam latihan bertahun-tahun sejak kita belajar menulis.
Tentang otak, terdapat dia
bahagian/hemisfera otak yaitu otak kanan dan otak kiri. Kedua-dua hemisfera
otak kanan dan kiri amat berpengaruh terhadap gaya pemikiran setiap manusia. Sehingga
terdapat individu” yang pemikirannya lebih dipengaruhi oleh otak kiri.
Otak kanan lebih bebas
Gaya pemikiran otak kanan adalah lebih
bebas, lebih menyeluruh(holistic) \, intuisi, subjektif,sintesis dan abstrak. Sedangkan
gaya pemikiran otak kiri pula lebih kepada logic, rasional, analitik, objektif,
berturutan dan spesifik.
Ilmu yang mudah dilihat banyak
menggunakan otak kiri contohnya ialah ilmu matematik dan ilmu yang berkaitan
dengan otak kanan ialah ilmu seni music, sastera dan lukisan.
“Walau bagaimanapun, terdapat juga
ilmu-ilmu yang menggabungkan pemikiran otak kiri dan kanan seperti ilmu-ilmu
sains fisik, kimia, astronomi, dan filsafat,” katanya.
Jika dilihat dari sudut pendidikan,
kebanyakan system pendidikan yang terdapat di dunia lebih menjurus kepada
aliran pemikiran otak kiri. Para pelajar di seluruh dunia dilatih untuk membuat
keputusan dan melakukan satu-satu tindakan berdasarkan logic, rasional dan yang
mendapat pulangan materi semata-mata.
Ciri-ciri pemikiran otak kiri lebih
kentara apabila pelajar memasuki gerbang perguruan tinggi. Jika dikatergorikan
dalam ilmu teknik berfikir, gaya berfikir menggunakan otak kiri ini bolehlah
dikelaskan sebagai gaya pemikiran vertical.
“Gaya berfikir seperti ini
sangat-sangat memerlukan sebab-sebab rasional dan logic, segala keputusan mesti
berdasarkan sebab dan akibat, pengalaman” yang lalu dan mesti mempunyai
rujukan, setiap ide mesti berasakan logic dahulu kemudian baru boleh
dilaksanakan,” jelasnya.
Imajinasi Didukung Logika
Ringkasnya, segala ide dan imajinasi
akan didukung oleh logika dan rasional. Para pelajar tidak akan bebas berfikir,
tidak mampu, dan tidak berani melahirkan ide-ide baru apa lagi ide-ide yang
amat bertentangan dan dianggap pelik oleh individu-individu yang berpikiran
konvesional.
Dijelaskannya, pikiran konvensional
adalah pikiran yang berasakan pendapat” lama yang telah kukuh dan diterima
banyak orang sebelum ini. Jika ide-ide baru yang dilahirkan pun hanyalah
berbentuk inovatif atau improvement dari pada ide-ide sebelum ini, bukan
berbentuk kreatif.
“Boleh jadi pelajar cermerlang dalam
akademik tetapi mungkin mereka tidak akan menghargai ataupun memahami apa yang
telah dipelajari,” ungkapnya.
Menurutnya, jika para pelajar dilatih
lebih menggunakan otak kanan, mereka akan menjadi lebih kreatif dalam
mengeluarkan ide-ide. Ide-ide yang dilahirka adalah lebih bebas, abstrak dan
tidak terkungkung oleh fikiran-fikiran lama dan konvensional.
Lanjutnya, berbeda daripada model
pemikiran otak kiri, dalam gaya pemikiran otak kanan, logic dan rasional akan
menyokong imajinasi bukan imajinasi menyokong logic dan rasional. Di dalam ilmu teknik berpikir,
gaya pemikiran otak kanan ini dikenali sebagai gaya pemikiran lateral.
“Jika gaya pemikiran ini diterapkan
dengan lebih sistematik di sekolah-sekolah dan instutisi” pendidikan tinggi,
maka kemajuan teknologi sudah pasti akan lebih terkehadapan daripada yang kita
lihat hari ini,” ungkapnya.(rop)
No comments:
Post a Comment