Friday, May 3, 2013

PENANGANAN ALERGI



Penyakit alergi umumnya ditumbulkan oleh factor keturunan dam factor lingkungan. Untuk memastikan factor pemicunya harus dilakukan berbagai jenis tes, sehingga dapat ditentukan metode penyembuhan yang paling tepat. Alergi lingkungan lebih mudah diteliti ketimbang alergi karena factor keturunan.
Tiga jenis pemeriksaan untuk mengetahui kedalam alergi: tes tusuk kulit (skin prick test) memakai alat yang diletakkan di atas kulit, tanpa ditekan. Reaksinya cepat, sekitar 15 menit.
Tes temple (patch test) dilakukan jika dokter menduga ada bentuk alergi dermatitis pada kulit pasien. Bahan-bahan kimia ditempelkan pad apunggu selama 48 jam dan tidak boleh kena air.

Terakhir tes darah untuk mengenali penyebab alergi keturunan(genetis), seperti alergi susu. Indikasinya jelas, kadar antibody lgE biasanya meningkat. Setelah hasil tes didapat baru ditentukan terapi penyembuhan dan unsure allergen yang harus dihindari.
Mencegah alergi, jaga kebersihan lingkungan, baik di dalam dan di luar rumah. Kebersihan diri juga harus diperhatikan, sebab daki yang tertumpuk bisa menjadi sumber rangsangan reaksi alergi. Jangan menggunakan pewangi ruangan atau parfum. Gunakan sprei dari bahan katun, cuci minimal seminggu sekali. Hindari menggunakan pakaian dari bahan wool, gunakan dari bahan katun.

Alergi tak hanya menyerang orang dewasa, anak pun bisa terkena. Ingin anak Anda lebih kebal terhadap alergi? Ajaklah Ia bermain di luar rumah sehingga tubuhnya bermandikan sinar matahari.

Riset terbaru menunjukkan mereka yang tinggal di daerah minim sinar matahari risiko terkena alergi terhadap makanan lebih tinggi. Muncul reaksi berupa eksim pada kulit dan asma, dan, mandi sinar matahari sangat membatu menyediakan bahan bakar untuk membuat vitamin D pada kulit. Dr Nick Osborne, pemimpin penelitian dari European Centre For Enviroment dan Huamn Health seperti dilansir dailymail awal februari lalu menggaris bawahi keterkaitan antara alergi makanan dengan eksim dan di mana seseorang itu tinggal. Jadi, factor suhu, penyakit menular dan ketersediaan vitamin D dari minimnya sinar matahari sangat terkait. Namun, haru berhati-hati juga, karena terlalu lama bermandi sinar matahari juga dapat meningkatkan resiko kanker kulit. 

KARTINI   5 – 12 April 2012

No comments:

Post a Comment